MATERI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
MATERI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
Materi 1
MENGGAMBAR GARIS
1.
Memilih Peralatan dan Perlengkapan Gambar
1.1 Meja
Gambar
Meja
gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja
tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras misalnya kayu pinus.
Sambungan papannya rapat, tidak berongga, bila permukaannya diraba, tidak
terasa ada sambungan atau tonjolan. Meja gambar sebaiknya dibuat miring dengan
bagian sebelah atas lebih tinggi supaya tidak melelahkan waktu menggambar. Meja
gambar yang dapat diatur kemiringannya secara manual atau hidrolik. Manual
pergerakan kemiringan dan naik turunnya dengan sistem mekanik, sedangkan
mejagambar hidrolik kemiringan dan naik turunnya meja gambar menggunakan sistem
hidrolik.
Ukuran
papan gambar didasarkan atas ukuran kertas gambar, sesuai dengan standar yang
telah ditentukan. Tetapi dapat juga disesuaikan dengan kebutuhan, umumnya
ukuran papan gambar:
–
lebar : 90 cm
–
panjang : 100 cm
–
tebal : 3 cm
MEMBUAT GAMBAR RENCANA
A.
Menggambar Proyeksi Bangunan
Uraian
pada bagian ini merupakan uraian umum mengenai gambar proyeksi bangunan. Gambar
proyeksi yang diuraikan adalah gambar proyeksi perspektif. Untuk dasar-dasar
dari menggambar proyeksi dapat dilihat dan dipelajari dalam
buku-buku
dasar menggambar teknik bangunan. Menggambar proyeksi perspektif adalah salah
satu cara pengungkapan ide/
gagasan
atau imajinasi yang sangat natural (dalam arti sesuai dengan kemampuan
pandangan mata) dan mudah dimengerti oleh pemberi tugas atau orang lain yang
bukan ahli bangunan/arsitek. Hal tersebut disebabkan gambar proyeksi perspektif
memperlihatkan rencana ruang-ruang (space) dan massa bangunan dalam bentuk tiga
dimensi. Untuk dapat membuat gambar proyeksi perspektif diperlukan pedoman
gambar kerja/bestek berupa; gambar denah, potongan melintang, potongan
memanjang, tampak depan, samping kiri, dan kanan dengan skala yang
benar. Dengan kemampuan dan kemahiran menerapkan skala pada gambar denah,
potongan, dan tampak secara proyeksi perspektif, akan diperoleh gambar proyeksi
perspektif yang mendekati realita/kenyataan pandangan terhadap rencana bangunan
sebenarnya. Pembuatan gambar proyeksi perspektif terdiri dari dua sudut
pandang, yaitu:
1.
gambar proyeksi perspektif menggunakan dua titik lenyap setinggi mata orang
(ibarat orang memotret dengan berdiri tegak).
objek
bangunannya tidak terlalu besar dan menampakkan bentuk bangunan tiga dimensi
dengan jelas.
2.
pengambilan gambar perspektif menggunakan dua titik lenyap dengan mata burung
(bird eye). Gambar proyeksi perspektif dengan model ini dilakukan bila objek
bangunannya besar sekali, dan bentuk bangunan akan tampak semuanya,
tetapi
presentasenya lebih banyak terlihat bagian atap bangunan (ibarat orang memotret
dengan memanjat pohon yang tinggi atau naik di atas menara). Model proyeksi
perspektif ini jarang digunakan para arsitek karena tidak dapat
menampakkan
gambar bangunan dengan jelas.
Gambar
sketsa adalah pembuatan gambar tanpa melalui alat bantu menggambar yang biasa
digunakan, yaitu penggaris. Alat bantu yang digunakan dalam gambar sketsa
adalah imajinasi dan penalaran pandangan mata. Gambar sketsa sering digunakan
oleh para arsitek dalam merencanakan bangunan. Yang sering digunakan adalah
sketsa untuk merencanakan interior dan eksterior
bangunan.
Gambar sketsa juga sering digunakan untuk menggambar proyeksi perspektif.
Gambar tersebut dihasilkan tanpa melalui bantuan gambar denah, potongan, dan
tampak. Dasar yang digunakan dalam menggambar sketsa proyeksi perspektif,
baik
interior maupun eksterior adalah imajinasi dan penalaran pandangan mata yang
cekatan dan kuat dalam alam pikiran seseorang. Gagasan tentang rancangan bentuk
rumah/bangunan sudah tergambar secara menyeluruh dalam imajinasi dan
penalaran. Bila hasil sketsa tersebut akan diterapkan dalam
pembuatan bangunan, maka dari gambar sketsa yang dihasilkan tersebut baru
dibuat gambar rencana secara lengkap yang meliputi denah, potongan, dan tampak.
Gambar
I-1, Gambar Proyeksi Perspektif Rumah Tinggal
Gambar
I-2, Gambar Sketsa Bangunan dengan Pensil
C.
Membuat Gambar Kerja dan Daftar Komponen
Gambar
kerja merupakan dasar bagi pelaksana untuk melakukan pekerjaan bangunan di
lapangan. Gambar kerja didasarkan dari gambar konstruksi yang memuat
detail-detail dari setiap komponen pekerjaan bangunan. Beberapa komponen yang
gambar kerja adalah:
1.
gambar pondasi,
2.
gambar penulangan beton (sloof, kolom, dan ring balok),
3. gambar dinding dan plesteran,
4.
Gambar kusen (pintu dan jendela) beserta daunnya,
5.
Gambar kuda-kuda dan atap,
6.
Gambar plafon,
7.
Gambar instalasi air dan plumbing, dan
8.
Gambar instalasi listrik.
Untuk
memahami lebih lanjut tentang gambar kerja, maka disarankan untuk
mempelajarinya pada buku-buku menggambar konstruksi bangunan gedung. Gambar
I-3, Gambar Sketsa Bangunan dengan Warna
Gambar
I-4, Gambar Kerja Hubungan Sloof, Kolom, dan Ring Balok
D.
Membaca Gambar Konstruksi
Gambar
konstruksi untuk merencanakan dan membuat suatu bangunan terdiri atas; gambar
denah, gambar potongan, dan gambar tampak.
1.
Gambar Denah
Denah
merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu gambar konstruksi. Denah
berasal dari kata latin “planum” yang berarti “dasar”. Lebih jauh diartikan
sebagai lantai atau tempat dimana kita berpijak. Gambar denah sebenarnya adalah
gambar potongan suatu bangunan dalam bidang datar dengan ketinggian antara ±
80–100 cm di atas lantai normal ( lantai yang mempunyai ketinggian dari titik
duga ± 0.00). Tujuan pembuatan gambar denah adalah untuk menjelaskan
ruang-ruang tiga dimensional yang direncanakan, baik dari segi hubungan maupun
fungsinya. Oleh sebab itu, pada gambar denah memuat batas-batas ruang, arah
dari membukanya pintu/jendela, notasi-notasi ketinggian lantai. Gambar denah
tersebut informatif bila saat dilihat/dibaca dapat dirasakan dimensi dan
keleluasaan ruang serta dapat mengenal fungsi ruang.
Gambar
I-5, Gambar Kerja Detail Hubungan Plafon dan Bentuk Pondasi
Gambar
I-6, Gambar Denah
Gambar
I-7, Gambar Potongan Melintang
Gambar
I-8, Gambar Potongan Memanjang
Gambar
potongan adalah gambar bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal dan
posisinya diambil pada tempat-tempat tertentu, terutama adalah duga lantai yang
negatip (turun). Gambar potongan menunjukkan semua bahan-bahan, baik eksterior
maupun interior yang akan digunakan dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk
yang merupakan kunci dari sistem bangunan
tersebut,
seperti bagian-bagian mekanikal, plumbing, dan sebagainya. Fungsi gambar
potongan adalah menunjukkan proporsi ruang interior dan penyelesaiannya. Gambar
potongan terdiri atas potongan melintang dan memanjang.
Gambar
proyeksi orthogonal, sehingga secara grafis terlihat sebagai gambar dua dimensi
yang datar. Gambar tampak terdiri atas empat sisi pandang, yaitu tampak muka,
samping kiri, samping kanan, dan belakang.
Gambar
tampak harus memperlihatkan:
a.
Karakter dari bangunan itu sendiri.
b. Proporsi dan skala terhadap manusia (pemakainya).
c.
Segi-segi lain yang menyangkut perihal ekspresi keindahan serta
memperlihatkan
konstruksinya.
Gambar
I-9, Gambar Tampak Muka
Gambar
I-10, Gambar Tampak Samping Kiri
Gambar I-11, Gambar Tampak Samping Kanan
Gambar
I-12, Gambar Tampak Belakang
Gambar
I-13, Gambar Rencana
Gambar
denah, potongan, dan tampak biasanya disatukan dalam satu kertas gambar sebagai
satu kesatuan dari gambar rencana bangunan. Hal tersebut merupakan merupakan
dasar dari pelaksanaan pekerjaan bangunan. Selain itu, keberadaan gambar-gambar
tersebut diperlukan dalam mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
Sumber :
Klik
Disini
0 Response to "MATERI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN"
Posting Komentar